وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
Setiap orang tentu ingin membahagiakan keluarganya. Para orang tua merasa takut anak-anaknya kelaparan. Mereka khawatir keturunannya sengsara. Sebab itu manusia berlomba mengejar harta, berusaha mencari uang, bekerja keras mendapatkan kekayaan, hal ini dilakukan demi kelangsungan hidup diri dan keLuarganya. Kadang-kadang demi anak dan harta, seseorang rela mengorbankan jiwa dan raga, bahkan kehormatan dan keyakin-nannya, karena anak adalah tumpuan harapan.
Harta dan anak-anak itu perhiasan kehidupan dunia. Keduanya dapat mendorong kita ke neraka, namun dapat pula membawa kita ke surga. Allah swt berfirman; “ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala yang besar
(Q.S al-Anfal [8]: 28) oleh karena itu arahkanlah harta dan anak-anak kita ke jalan yang benar dan diridloi Allah swt.
Nabi Ibrahim a.s adalah seorang nabi yang sangat bertanggung jawab atas keselamatan anak cucunya. Terbukti dari kebanyakan doa-doanya. Beliau pernah memohon kepada Allah swt. Agar beliau dan keturunannya dijauhkan daripada menyembah berhala. Maksudnya minta dijauhkan dari segala kegiatan/kesibukan yang mengganggu ibadah kepada-Nya. Ibrahim a.s telah mewasiatkan kalimat itu kepada anak-anaknya. Ibrahim a.s berkata “hai anak-anakku sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam ke Islaman (QS.al-Baqarah (2): 132).
Nabi Ya’qub, cucu Nabi Ibrahim a.s pada akhir hayatnya juga mewashiatkan hal yang serupa kepada anak-anaknya, “Apa yang kalian sembah setelah aku tiada?” mereka menjawab, kami akan beribadah kepada Tuhanmu, Tuhan bapak-bapakmu. Ibrahim, Ismail, dan IShaq, yaitu Tuhan Yang Esa, dan kepada-Nya kami berserah diri (QS. Albaqarah (2):133)
Demikianlah halnya, sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai orang tua, Nabi Ibrahim a.s berdoa “jauhkanlah aku dan keluargaku dari berbuat syirik”